Dan malam demi malam bayangan dia selalu ada.Bernyanyi dan memainkan gitar di samping ku.Kadang aku tidur dipangkuannya.Pria tampan dengan kemeja kotak-kotak,rambut panjang tergerai sebahu,kacamata yang tergantung kokoh dihidung mancungnya.Suara serak.
Bersenandung lagu kehidupan sepanjang hari.Mencari-cari dimana kami seharusanya berada dan tidak peduli mengapa kami harus seperti ini.Memetik gitarnya dan sesekali memainkan rambut.
Pria itu ada dalam bayanganku atau kadang-kadang pria dengan rambut pendek yang mulai gondrong,kadang dengan sebuah fedora.
Kami bersama-sama sepanjang hari.Dijembatan penuh sinar senja.
Aku lebih sering membayangakan diri sebagai wanita yang penuh pengertian dengan membawakan keranjang piknik untuknya.
Setiap hari bermimpi.
Setiap hari menunggu.
Setiap hari menengadahkan wajah kelangit.
Dan setiap detik yang dilalui untuk si kemeja kotak-kotak itu sungguh pantas dilewati.
Mungkin itu saat-saat dimana aku merasa jatuh cinta pada seorang pria.Mungkin itu saat-saat ayah paling sering memarahiku karena tidak pernah selesai mengerjakan pekerjaan rumah,melamun sepanjang mengerjakan tugas dan memecahkan dua buah gelas dalam satu minggu.Pria yang memebuatku mabuk kepayang itu padahal belum pernah kutemui.Dan itulah mengapa juga teman-teman sekolahku sering mengatakan bahwa aku sekarang lebih sering tidak berkonsentrasi pada pelajaran.
Aneh dan menyenangkan.
Itu rasanya,jika kau mau tahu.
Perasaaan pertama yang pernah kurasakan seumur hidup.
Aku menghabiskan malam menulis dan membayangkan sekarang dia tiba-tiba mengetuk jendela kamarku,membawa sebuah gitar,yah,lagi-lagi gitar.
Menyanyikan nina bobo.
Mungkin memang akan terasa lebih membuat terhanyut jika dia memainkan nina bobo dengen sebuah piano tapi dia pasti akan sangat keberatan membawa sebuah piano ke atas jendela kamarku.
Terkikik sendiri dan merasa bodoh di akhir lamunan.
- Catatan Laila,27 September 2001 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar