Jumat, 27 September 2013

farewell




I'm moving out, everyone. Pindah ke alamat blogspot yang lain. Tapi silahkan yang masih mau baca2 dan semoga bermanfaat.
ciaoo :D

Selasa, 13 Agustus 2013

i was a blogger

I was a blogger. Maksudku, benar-benar seorang aktif blogger yang setiap hari menjenguk halaman blog nya dan ngelakuin blogwalking. Sekarang alamat blog nya udah kuhapus and you know what? beberapa hari lalu saat iseng googling ternyata nama blogku udah dipakai orang lain. Ah, rasanya nyesel kenapa harus kuhapus blog itu.
Sedangkan blog cokelat gelap ini aku buat untuk memenuhi tugas kuliah. Tok! Dan itu cukup membosankan. Selama kurang lebih empat tahun, hal yang aku tulis disini semua request dari dosen, semua kejar tayang sebelum deadline, demi sebuah mata kuliah yang ditandai kres # di KRS, softskill oh softskill. Yang mahasiswa Gunadarma pasti ngerti :D

Until i miss me. Aku kangen berat pada menulis karena kemauan sendiri, karena kadang kita mengabaikan apa yang sebenarnya jadi passion kita, dan untuk orang yang cukup beruntung mereka akan kembali menemukan jalan pulang, mengejar mimpi dengan sungguh-sungguh karena mereka tahu, mereka punya tanggung jawab untuk rasa merdeka menjadi diri sendiri. Sayangnya sebagian orang tidak berhasil menemukan jalan pulang, passion mereka terabaikan karena banyak hal. We know, life is unpredictable. Skala prioritas berubah. Umur bertambah. And after years, aku ingin kembali pulang, pada sensasi bunyi keyboard kesayangan saat ide-ide mulai bermunculan atau saat aku hanya ingin membaca ulang pikiranku sendiri. I wanna blogging, again, for real :D

Sebenarnya kita bisa mengukur perubahan dalam diri dengan cara yang mudah. Tulis!

Apa yang ditulis?

Apapun yang menurutmu harus menjadi sesuatu yang mesti diingat. Dalam kamusku, tidak ada orang yang terlalu bodoh untuk tidak bisa menuliskan pemikiran mereka, kecuali mereka yang buta aksara. kalau kamu seorang muslim, kamu tahu kalau ayat pertama yang diturunkan Allah adalah sebuah kata, “Iqro” yang artinya bacalah, itu mengindikasikan bahwa harus ada yang dibaca. Dalam hal perintah membaca itu memang bukan membaca tulisan-tulisan yang dibuat manusia. Itu adalah sebuah perintah untuk membaca apa yang Allah wahyukan. Dan pada ayat yang sama dilanjutkan, bacalah dengan nama Tuhanmu.

Baca!

Jadilah manusia yang pandai membaca. Aku tidak membicarakan hanya tentang membaca aksara. Apa yang bisa kita tulis dalam aksara, kalau sebelumnya tidak ada yang dicerna di pikiran kita?

Karena, di kanan dan kiri kita banyak sekali hal untuk dibaca, lalu dicerna, diambil saripati baiknya, lalu sampaikan kembali ke kanan dan kiri. Life cycle. Itulah makna membaca yang aku pahami.

Setelah beberapa waktu, aku sering sekali membaca ulang apa yang kutulis, apa saja, dan disitu aku mulai mengenal diriku, caraku mengungkapkan sesuatu, caraku berinteraksi pada kedewasaan, caraku tertawa pada humor yang tidak lucu, bahkan caraku berbohong pada dunia. Dan ternyata aku menghabiskan waktu beberapa tahun untuk terlena pada hal lain sebelum akhirnya aku kembali pada passion lamaku, menulis : )

Jumat, 07 Juni 2013

Jaringan Syaraf Tiruan



Post ini akan membahas salah satu konsep dalam teknologi yang disebut dengan jaringan saraf tiruan. Namun karena saya bukan orang yang ahli dalam bidang teknologi, maka tulisan ini dapat dikatakan sebuah kesimpulan dari sumber-sumber pengetahuan yang saya miliki. Tentunya untuk menunjang kesimpulan itu, saya juga akan mengutip dan menyertakan referensinya.


Yap, pernahkah anda bertanya kenapa konsep ini mengadopsi istilah biologi yaitu jaringan syaraf? Seperti apakah sebenarnya konsep dari jaringan syaraf tiruan ini?

Konsep adaptif ini mengacu pada sistem kerja otak pada manusia yang mana manusia mampu bekerja dari melihat sebuah contoh. Jaringan syaraf tiruan ini merupakan perkembangan lanjut dari kecerdasan buatan pada komputer.


Otak manusia terdiri dari sekitar (10.000.000.000) sel syaraf yang saling berhubungan. Sel syaraf mempunyai cabang struktur input (dendrites), sebuah inti sel dan percabangan struktur output (axon). Axon dari sebuah sel terhubung dengan dendrites yang lain melalui sebuah synapse. Ketika sebuah sel syaraf aktif, kemudian menimbulkan suatu signal electrochemical pada axon. Signal ini melewati synapses menuju ke sel syaraf yang lain. Sebuah sel syaraf lain akan mendapatkan signal jika memenuhi batasan tertentu yang sering disebut dengan nilai ambang atau (threshold). Penjelasan lebih rinci tentang syaraf ini bisa dilihat pada disiplin ilmu biology molecular. Berikut adalah gambaran kasar dari sebuah sistem syaraf :


                              

                                             Jaringan syaraf pada manusia.


Untuk penerapan dalam lingkup teknologi, jaringan syaraf tiruan ini berbeda dengan konsep komputer konvensional namun tetap saling mendukung. Biasanya dalam sebuah sistem yang besar komputer konvensional digunakan untuk mengontrol kerja JST ini agar lebih efisien.






Gambar dari sini. Jaringan saraf tiruan merupakan jaringan dari unit pemroses kecil yang saling terhubung, yang dimodelkan berdasar jaringan saraf.


Jaringan ini terdiri dari sekumpulan syaraf yang saling terhubung dan yang membuat sel-sel syaraf ini saling terhubung adalah adanya input baik itu dari data yang dimasukkan berupa nilai dari suatu variabel luar atau dari output syaraf sebelumnya. Walaupun konsep kerja jaringan yang diadaptasi darikonsep kerja otak ini begitu luar biasa, namun tetap belum semua aspek terekplorasi, adapun beberapa aspek yang sudah diketahui dan menjadi dasar sistem adalah sebagai berikut :

a. Tiap bagian pada otak manusia memiliki alamat, dalam bentuk formula kimia, dan sistem saraf manusia berusaha untuk mendapatkan alamat yang cocok untuk setiap akson (saraf penghubung) yang dibentuk.
b. Melalui pembelajaran, pengalaman dan interaksi antara sistem maka struktur dari otak itu sendiri akan mengatur fungsi-fungsi dari setiap bagiannya.
c. Axon-axon pada daerah yang berdekatan akan berkembang dan mempunyai bentuk fisik mirip, sehingga terkelompok dengan arsitektur tertentu pada otak.
d. Axon berdasarkan arsitekturnya bertumbuh dalam urutan waktu, dan terhubung pada struktur otak yang berkembang dengan urutan waktu yang sama.

Berdasarkan keempat aspek tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa otak tidak seluruhnya terbentuk oleh proses genetis. Terdapat proses lain yang ikut membentuk fungsi dari bagian-bagian otak, yang pada akhirnya menentukan bagaimana suatu informasi diproses oleh otak.
 
Begitupun dengan JST baiknya diketahui dulu hubungan antara input dan output sebelum dibuatnya sebuah model, begitupun dengan bobot pada setiap sel syaraf, agar tebentuk sebuah pola yang mampu dipelajari oleh sistem sehingga dapat ditentukan outputnya mendekati dengan output yang diharapkan atau bahkan lebih baik dari output yang diharapkan. Konsep ini bukanlah sebuah keajaiban namun dapat menghasilkan hasil yang luar biasa karena mampu membuat sistem komputer yang dapat ‘berpikir’ sendiri.

sumber2 : sini sini dan sini