Jumat, 26 November 2010

Lanjutan : Kultur Digital

Lanjutan sebelumnya dari Kultur Digital :

Untuk beberapa kritik,kecenderungan menuju globalisasi ini menghasilkan kenaikan perbedaan budaya. Kesungguhannya,beberapa pendapat yang kita saksikan sendiri adalah kelahiran dari ‘keikutsertaan budaya’,membolehkan pemirsanya menjadi bertambah untuk terlibat dalam pengkreasian dan penyebaran arti – berubah dari model komunikasi sistem ‘satu ke banyak’ menjadi sistem ‘banyak ke banyak’ yang secara radikal mengubah kenaikan dan penurunan model daro komunikasi tradisional dan distribusi informasi ( lihat Chapter 7 ). Sebagai teoritis postmodern,Keith Bassett mengatakan :

... perkembangan cepat dari New Media dan tekhnologi komputer ... memiliki potensial untuk merubah bola masyarakat dan membuka channel baru berkomunikasi untuk perkembangbiakan suara baru. Intelektual publik hari ini harus lebih terbuka pada kemungkinan berpartisipasi dalam apa yang akan menjadi ‘demokrasi ruang cyber’ – perluasan bola publik yang kurang berpendidikan dan kurang elit dan permintaan penggunaan lebih banyak bentuk akses bahasa dan tulisan daripada intelektual .
( Bassett 1996:519 )

Bagaimanapun,kritikan dan pendapat yang mengatakan bahwa New Media tidak hanya tidak seimbang dalam geografika dan pengaksesan sosial ( lihat chapter 8 ) tapi itu juga membesarkan kesamaan dan persesuaian,memproduksi negara bagian ‘Saudara Besar’ terobsesi dengan pengawasan personal,kontrol dan obsesi dengan keremehan dan konsumerisme. Daripada terlihat sebagai simbol dan fasilitator dari ‘partisipasi budaya’,internet dihormati sebagai tekhnologi yang berbahaya dan dapat keluar kontrol yang mengizinkan pornografi,agama yang ekstrem/kefanatikan politik dan pembobol komputer/virus untuk terus merusak komunitas sipil. Beberapa negara juga menjadi tertuduh dalam membuat internet menjadi instrumen penindasan. Kementrian dari China,Iran, dan negara lainnya menerima kritik untuk pensensoran websites,memata-matai pemakai internet dan menggoda blogger-blogger. Badan Tekhnologi Informasi ( TI ) seperti Google,Microsoft dan System Cisco telah berkonsekuensi untuk mempertahankan bisnis mereka di beberapa negara, tertuduh mengabaikan keadilan sipil agar memaksimalkan keuntungan. Di Barat,mungkin terlihat seperti bebas dan membebaskan sumber informasi,faktanya,situs yang dikontrol dengan ketat oleh ideologi dan kekuatan komersil. Seperti yang John Hartley jelaskan :

‘Portals’ – titik dimana kau memulai untuk menavigasi dirimu sendiri melalui web ( menawarkan keistimewaan seperti mesin pencari,database,email dan berita ) memiliki tehknik pendukung,secara tidak langsung,kepada pengguna kemana mereka ingin pergi. Strategi taman berdinding AOL berhasil langsung kostumer mereka untuk menyisakan kedalam AOL dengan batas 85 per sen dari pemakaian internet
( Hartley 2002 :125 )

Buku ini tidak bermaksud untuk mempromosikan satu versi dari New Media melebihi yang lainnya. Diharapkan,setiap bab akan memberikan pembaca laporan dari fakta-fakta tekhnologi yang berbeda dan pengaruh budayanya. Sesungguhnya,yang penting untuk diingat bahwa media itu sendiri berubah jadi ‘pembelajaran media’ juga butuh berubah agar tetap sejalan dengan tekhnologi tersebut dan perkembangan (lihat bab 1). Beberapa kritik berpendapat bahwa kita sekarang membutuhkan bentuk baru dari teori kritikal yang akan mengambil alih dalam kontradiksi yang kompleks; yang mengizinkan argumen disekitar New Media untuk didiskusikan didalam batas-batas kritik yang memperbesar seperti kompleksiti untuk sepenuhnya mengerti dan dibukukan. Untuk pengkritik media seperti David Gauntlett,kehadiran dari konsep Web 2 bermaksud bahwa kita harusnya mulai berpikir tentang ‘Pembelajaran Media 2’ . Apa yang Gauntlett usulkan adalah bahwa media berubah,jadi pembelajarannya juga harus berkembang kepada cara yang baru untuk menganalisa ini; untuk mengambil alih budaya,sosial,polotik dan perkembangan tekhnologi yang secara radikal mengubah rasa kita terhadap diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

Maksud dari buku ini,Gauntlett menyediakan ringkasan yang mudah dimengerti yaitu ‘Pembelajaran Media 1’ dan ‘Pembelajaran Media 2’ (lihat bawah). Dua catatan yang berbeda ini jelas-jelas mengilustrasikan perbedaan antara bagaimana media pertama kali dipelajari dan dimengerti dan bagaimana media sekarang dipahami secara umum,dipelajari dan dimengerti. Menyadari bagaimana kecenderungan Web 2 menuju prioritas dan perkenalan menaikkan partisipasi pemirsa di dalam kreasi dari pengertiannya sekarang terefleksikan di dalam cara kita mengerti dan menganalisa kritik terhadap pemandangan New Media.

Akan dilanjutkan pada postingan selanjutnya pada Pembelajaran Media 2.0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar